Monday, January 24, 2011

Fenomena Crop Circle di Yogyakarta (3)

Fenomena "Crop Circles" Terjadi sejak 1686

(listentrue.livejournal.com) Crop circles yang membentuk pola cantik di luar negeri. 
 

(listentrue.livejournal.com) Crop circles yang membentuk pola cantik di luar negeri. 


(deshow.net) Crop circles yang membentuk pola cantik di luar negeri.

Misteri crop circles seperti terjadi di sawah Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (23/1/2011), memang fenomena baru di Indonesia.

Namun, di luar negeri fenomena itu sudah dicatat sejak lama, bukan dari abad lalu saja. Pada 1686, Prof Robert Polt, LDD menulis dalam penerbitan A Natural History of Staffordshire.

Robert Poll adalah "penjaga" pertama Museum Ashomolean dan profesor kimia di Oxford. Ia menggambarkan, bentuknya bukan hanya lingkaran, melainkan area yang rata "terdiri tiga bagian dari lingkaran, lainnya adalah setengah lingkaran, beberapa lagi kuadran."

Bentuk-bentuk itu ditemukan di lahan yang subur dan di padang terbuka. Bukan hanya satu, kadang-kadang bahkan dua dan tiga lingkaran.

Lantas, pada Juli 1880 terbit sebuah jurnal ilmiah prestisius, Nature, yang memuat surat dari seorang spectroscopist bernama J Rand Capron. Ia menggambarkan temuannya soal formasi unik di Inggris bagian selatan.

"Membentuk spot bundar dengan beberapa tangkai yang berdiri sebagai pusatnya, beberapa tangkai ambruk dengan bagian kepala tertata apik membentuk lingkaran di sekitar pusat, dan di luarnya adalah lingkaran tangkai yang utuh."
Capron menduga bentuk itu akibat "angin topan". Ia juga menyeratakan sketsa lingkaran itu, tetapi tidak dimuat oleh Nature.
Setelah itu, lebih banyak lagi catatan tentang munculnya bentuk-bentuk misterius tersebut dengan pola yang berbeda-beda dan bahkan sangat menakjubkan.

Di Inggris, ia sering kali muncul di dekat situs-situs kuno, seperti Stonehenge yang terkenal karena bebatuan raksasa tersusun teratur dan mengesankan betapa manusia kuno sudah mempunyai teknologi canggih untuk membangunnya.

Namun, crop circles juga muncul di Amerika Serikat yang tergolong tidak mempunyai jejak peradaban kuno, kecuali wilayah yang semula didiami oleh bangsa Indian kuno.

Kini, di Amerika pula ada kelompok studi yang mempelajari fenomena ini secara ilmiah, namanya Burke, Levengood, Talbott (BLT) Research Team.

Mereka mendokumentasikan banyak sekali fenomena crop circles, mewawancarai para saksi mata, dan menganalisisnya dari berbagai segi. Namun, mereka pun belum mempunyai jawaban memuaskan. Crop circles masih misteri hingga kini.



"Jejak UFO" Itu Terbentuk di Bawah SUTET

Foto crop circle di areal persawahan daerah Berbah, Sleman, DI Yogyakarta yang diduga tempat pendaratan UFO.

 
Belum ada yang bisa memastikan siapa yang membuat atau apa yang terjadi sehingga pola aneh berbentuk lingkaran raksasa terbentuk di areal tanaman padi di persawahan Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011).

Tidak ada tanda-tanda jika pola itu buatan manusia. Sebab, pola itu terbentuk di tengah sawah dan tidak ada jejak traktor ataupun jejak kaki manusia di sekitarnya. Padi-padi yang ada di sekililingnya masih berdiri rapi. Tidak ada satu pun padi yang terlihat ambruk karena diinjak manusia ataupun traktor dan alat sejenisnya.

Namun, menurut fakta di lokasi, lingkaran misterius itu terbentuk di bawah menara saluran udara tegangan ekstra-tinggi (SUTET). Hubungannya dengan SUTET pun masih sama-sama misterius.

"Tidak ada yang tahu pasti siapa yang membuat pola itu. Mungkin UFO turun untuk mengisi bahan bakar karena pola itu tepat berada di bawah menara SUTET," ujar Yudi (20), orang yang pertama melihat pola itu, berandai-andai.

Fenomena lingkaran di areal pertanian seperti ini sering dikaitkan dengan unidentified flying object (UFO) dan alien seperti yang bisa kita lihat di film Sign, yang dibintangi oleh aktor watak Hollywood, Mel Gibson. Kalau di luar negeri, terbentuknya crop circle mungkin di ladang gandum atau jagung, sedangkan di Yogyakarta terjadi di sawah.

Tanaman padi di tengah sawah itu ambruk membentuk lingkaran dengan pola yang sangat rapi. Diameter pola lingkaran tersebut sekitar 60 meter.






Warga Begadang Jaga Lokasi "Jejak UFO"

Pola geometris yang terbentuk di persawahan Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011) pagi.

 
Warga Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjaga areal persawahan yang terdapat pola aneh. Demikian pantauan Tribun Jogja yang berada di lokasi kejadian pada Senin (24/1/2011) dini hari.

Sejumlah orang berkumpul di jalan ataupun permukiman yang tak jauh dari lokasi sambil melihat-lihat dari kejauhan areal yang diduga jejak obyek terbang misterius atau yang keren disebut dengan unidentified flying object (UFO).

Para warga beralasan ingin menjaga padi yang sudah menguning di lokasi tersebut. Salah seorang warga mengungkapkan, penjagaan dilakukan karena pada siang tadi banyak penonton yang nekat masuk ke areal persawahan dan menginjak-injak padi yang sudah hampir panen.

Kepala Dukuh Jogotirto Hartono mengatakan, Senin pagi nanti, pemerintah desa akan bertemu dan mengambil sikap. "Pak lurah dan camat akan mengadakan rapat koordinasi di kelurahan," katanya.

Ia belum mengetahui secara pasti apakah para warga yang sawahnya terkena dampak akan diajak berembuk besok pagi.

No comments:

Post a Comment